
Mahasiswi Teknologi Rekayasa Elektro Universitas Gadjah Mada telah melaksanakan kegiatan magang di PT Angkasa Pura Indonesia Cabang Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, khususnya di Unit Airport Facilities Equipment and Technology. Kegiatan ini berlangsung selama periode 9 September 2024 hingga 31 Desember 2024, dengan peserta magang yang terdiri dari Kristina Wulandari, Marshanda Ifany Ashari, dan Meira Sukmahayu Nareswari.
Selama mengikuti program magang, mahasiswa memperoleh pengalaman langsung dalam berbagai aspek pemeliharaan sistem kelistrikan bandara. Mahasiwa terlibat dalam pemeliharaan seluruh sistem kelistrikan di Bandara Adi Sutjipto, yang mencakup inspeksi rutin, pemantauan kinerja peralatan, serta identifikasi dan penyelesaian masalah teknis yang berhubungan dengan kelistrikan. Selain itu, mahasiswa juga dilibatkan dalam pencatatan daya listrik mingguan dan bulanan. Pencatatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mendukung pengelolaan operasional keuangan bandara, sehingga penggunaan daya listrik dapat lebih terukur dan optimal.
Mahasiswa magang juga berkesempatan untuk terlibat dalam persiapan penyambutan Presiden beserta jajarannya dalam rangka pelatihan kepemimpinan di Magelang. Dalam kegiatan ini, mahasiswa membantu dalam memastikan kesiapan infrastruktur kelistrikan bandara, termasuk pemeriksaan dan perawatan sistem pencahayaan AFL serta backup daya listrik untuk mendukung kelancaran operasional penerbangan VIP. Mahasiswa juga mempelajari prosedur keamanan tingkat tinggi yang diterapkan selama kunjungan pejabat negara, termasuk koordinasi dengan berbagai pihak terkait guna menjamin kelancaran penerbangan kepresidenan. Mahasiswa magang juga turut serta dalam berbagai proyek teknis yang berlangsung selama periode magang. Beberapa proyek utama yang dikerjakan meliputi pemasangan instalasi listrik baru pada tenants Senyum Dino Park, yang membutuhkan perencanaan dan eksekusi sesuai standar keamanan kelistrikan. Selain itu, mahasiswa berperan dalam pembuatan tutup bak trafo lampu runway untuk memastikan perlindungan terhadap komponen kelistrikan yang digunakan di landasan pacu. Proyek lainnya adalah pembuatan lightning arrester di Terminal A, yang memiliki peranan penting dalam perlindungan terhadap petir untuk memastikan keselamatan dan keberlangsungan operasional penerbangan domestik.
Selain proyek-proyek tersebut, mahasiswa juga secara rutin terlibat dalam pemeliharaan dan inspeksi Airfield Lighting (AFL) di landasan. Tugas ini mencakup pemeriksaan kondisi dan kinerja lampu landasan, pengecekan sistem pencahayaan bandara, serta perbaikan jika ditemukan kerusakan. Keikutsertaan dalam kegiatan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya pencahayaan di area bandara untuk keselamatan penerbangan. Mahasiswa juga mendapatkan pengalaman dalam menangani sistem Constant Current Regulator (CCR) yang digunakan untuk mengendalikan intensitas pencahayaan AFL, termasuk lampu runway, taxiway, approach, windcone, Remote Operated Beacon (ROB), dan Airport Sign. Mahasiswa memahami bagaimana CCR berfungsi dalam menjaga kestabilan arus listrik yang dialirkan ke lampu penerangan bandara agar sesuai dengan standar keselamatan penerbangan.
Selama magang, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman baru dalam hal manajemen operasional fasilitas bandara, seperti koordinasi dengan tim teknik dalam pengelolaan beban listrik pada jam sibuk penerbangan. Mahasiswa juga berkesempatan mempelajari prosedur keselamatan kerja yang ketat dalam lingkungan bandara, termasuk mitigasi risiko gangguan kelistrikan yang dapat mempengaruhi operasional penerbangan. Selain itu, mahasiswa mendapatkan wawasan baru mengenai sistem backup daya listrik yang digunakan untuk mendukung operasional kritis bandara dalam keadaan darurat. Dengan selesainya kegiatan magang ini, diharapkan mahasiswa telah memperoleh pengalaman berharga dan wawasan yang lebih luas dalam bidang pengelolaan dan pemeliharaan sistem kelistrikan di lingkungan bandara. Selain itu, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah mahasiswa pelajari selama perkuliahan dalam situasi kerja nyata, sehingga dapat menjadi bekal yang berguna dalam dunia industri nantinya.